Lonjakan harga gula di dalam negeri yang sempat terjadi beberapa waktu lalu justru menjadi stimulus atau gairah bagi para produsen gula untuk tetap melanjutkan program restrukturisasi (peremajaan) mesin atau peralatan pabrik gula dengan berinvestasi membeli mesin baru di 2009. Padahal pemerintah sempat mengkhawatirkan harga jual gula dari pabrik yang sempat turun hingga di bawah Rp 5.000 per kg. Namun kini harga tersebut sudah terangkat mencapai Rp 7200 per kg (harga lelang). Demikian disampaikan oleh Dirjen Industri Logam, Mesin, Tekstil dan Aneka Departemen Perindustrian (Depperin) Ansari Bukhari, dalam acara peluncuran program restrukturisasi mesin pabrik gula, di kantornya, Senin (8/6/2009). Awalnya pesimis, ketika harga gula sudah di bawah Rp 5000 program restrurktisasi tidak menarik. Alhamdulillah sekarang harganya Rp 7200, jadi bisa feasible,” kata Ansari. Dikatakannya dengan harga yang sudah membaik, maka program peremajaan mesin pabrik gula menjadi menarik bagi produsen gula termasuk dari PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk meningkatkan efisiensi dan peningkatan produksi gulanya. Sementara itu, Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Achmad Manggabarani menambahkan, lonjakan harga gula saat ini relatif bisa dinikmati oleh petani tebu dalam negeri. Hal ini disebabkan kenaikan harga gula di 2009 lebih cepat dari tahun sebelumnya yaitu terjadi di bulan Mei dan Juni (memasuki musim giling). “Sekarang ini harga gula naik di awal. Bulan Mei-Juni sudah naik jadi petani yang menikmati harga, kalau sebelumnya di bulan November, gula sudah di tangan pedagang jadi pedagangan yang menikmati kenaikan harga gula,” jelas Achmad. Dengan kondisi demikian ia sangat optimis produksi gula di tahun 2010 bisa mencapai 3,1 juta ton atau lebih tinggi dari target 2009 yang hanya mencapai 2,94 juta ton. Optimisme ini karena petani melakukan pemeliharaan lahan kebun tabu yang relatif baik, yang berdampak luas pada penambahan areal karena margin yang diperoleh petani relatif bagus. “Petani bisa menikmati harga Rp 6.000 lebih, ini petani happy,” jelasnya. Seperti diketahui sebanyak 9 pabrik gula nasional mengikuti program restrukturisasi (peremajaan) mesin/peralatan pabrik gula tahun 2009 senilai Rp 50 miliar. Pabrik gula itu antaralain PTPN II, PTPN X, PTPN XI, PTPN VII, PTPN IX, PTPN XIV, PT RNI I, PT RNI II dan PT Madu Baru. Saat ini Indonesia setidaknya memiliki 58 pabrik gula rata-rata memiliki kapasitas 3000 ton per hari, yang dihasilkan oleh mesin-mesin yang sudah uzur rata-rata berusia di atas 20 tahun dengan tingkat rendemen gula hanya kurang dari 7%. Program ini merupakan dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi gula nasional hingga 2,9 juta ton pada tahun 2009, yang saat ini hanya mencapai 2,3 juta ton per tahun. Dalam skemanya, program ini menyediakan bantuan keringanan pembiayaan pembelian mesin atau peralatan pabrik gula sebesar 10% dari pembelian mesin atau peralatan yang dibeli dari produk dalam negeri yang memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) diatas 40%.
sumber:detik.com