Petani dan Pabrik Gula

Industri gula indonesia khususnya di Jawa Timur di jalin atas dasar hubungan kemitraan antara petani tebu dan Pabrik Gula (PG). Petani berperan sebagai pemasok tebu, sementara PG berperan sebagai pemerah tebu dari petani. Petani yang menggilingkan tebuya ke PG akan mendapatkan bagian dari hasil gula, dan hasil tetes dari tebu yang di giling.
Hasil gula yang digiling PG tergantung kepada 2 hal, antara lain : faktor dari dalam dan dari luar pabrik tersebut. Faktor dalam pabrik erat kaitannya dengan performa kinerja PG dalam proesesing giling tebu, sedangkan faktor dari luar pabrik berkaitan dengan kwalitas bahan baku tebu. Kwalitas bahan baku tebu yang mempengaruhi hasil gula meliputi banyak faktor di antaranya kadar sukrosa, kadar sabut (ampas), dan kadar nira tebu pada saat tebang. Sedangkan performa kinerja pabrik yang berkontribusi langsung terhadap perolehan sukrosa adalah stasiun gilingan dan stasiun pengolahan. Di stasiun gilingan, nira yang mengandung sukrosa di perah sebanyak-banyaknya dari batang tebu yang di cacah. Di stasiun pengolahan, sukrosa dimurnikan dan kemudian di kristalkan.
Performa luar pabrik merupakan tugas utama sektor budidaya tebu ( tanaman ), Petani adalah di mana menguasai hampir 80% total pasokan tebunya ke PG, oleh sebab itu kualitas tebu sangatlah bergantung kepada petani dan petugas PG yang membinanya untuk menyediakan pasokkan yang berkwalitas. Kwalitas tebu sangat dipengaruhi oleh faktor budaya budidaya tanaman tebu seperti penggunaan varietas unggul berkadar gula tinggi, pemilihan lokasi tanam dan jenis tanah yang sesuai dengan karakter tanaman tebu, pemupukan yang tepat, berpengairan tekhnis, pengendalian hama dan penyakit yang efektif, serta masa tanam yang optimal, ketepatan umur tanaman tebu saat di tebang.
Gula yang di hasilkan PG ditentukan dari banyak proses, mulai pencacahan tebu hinga menghasilkan kristal gula sampai dengan pengemasanya. Proses tersebut di usahakan agar menghasilkan kristal gula sebanyak mungkin. 
Dengan gambaran di atas jelas bahwa perolehan gula atau secara sederhana disebut rendemen dari tebu merupakan hasil kerja  sektor budidaya dan sektor pabrikasi.  Oleh karena itu,  kedua sektor tersebut harus menjalin hubungan kerjasama yang baik dan memiliki saling pengertian.  Petani sudah selakyaknya mengerti tentang prosesing gula khususnya tentang penentuan hasil gula milik mereka.  Sebaliknya PG juga harus mengetahui tentang budidaya tebu yang baik guna mendapatkan tebu berkualitas.  Saling pengertian diantara keduanya diharapkan akan menciptakan iklim yang kondusif bagi peningkatan produksi gula.


Memberikan informasi tentang rendemen dan cara penentuan rendemen.Informasi ini penting mengingat rendemen adalah salah satu tolok ukur proses produksi gula.  Angka rendemen menjadi sangat krusial dan penting karena menjadi dasar bagi hasil gula dari tebu miliki petani.   Kesalahpahaman tentang angka rendemen bisa menimbulkan konflik antara petani dan PG.
Informasi tentang rendemen dan cara penetapannya kepada kalangan petani tebu, koperasi, maupun masyarakat umum diharapkan akan memberikan berbagai manfaat, antara lain: 
  1. Mendorong petani untuk menghasilkan tebu berkualitas baik melalui praktek-praktek budidaya yang benar dan tepat, sehingga pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas dan produksi gula.
  2. Mendorong PG untuk meningkatkan kinerja, sehingga proses pemerahan nira dari tebu serta proses pemurnian dan kristalisasi gula menjadi lebih efisien.
  3. Menciptakan hubungan yang lebih harmonis dan sinergis antara petani tebu dan PG.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

 
Ardiansyah Blog © | Di Desain Oleh Bintang Sembilan
Green Template v2