DESKRIPSI VARIETAS TEBU PS 864, PS 865, KIDANG KENCANA

DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 864

SK Pelepasan
Nomor : 56/Kpts/SR.120/1/2004
Lampiran : 16 Januari 2004
Asal persilangan
PR 1117 Polycross pada tahun 1986

Sifat Morfologi
1. Batang
- Bentuk batang : Konis, susunan antar ruas berbiku, dengan penampang melintang agak pipih.
- Warna batang : Hijau kekuningan
- Lapisan lilin : tipis
- Retakan tumbuh : ada, tetapi tiidak semua ruas
- Cincin tumbuh : Melingkar datar diatas puncak mata, dengan warna kuning kecoklatan
- Teras dan Lubang : Masif dengan penampang melintang agak pipih.
- Bentuk buku ruas : Konis terbalik, dengan 3-4 baris mata akar, baris paling atas tidak melewati puncak mata. - Alur mata : Tidak ada








2. Daun
- Warna : Hijau kekuningan
- Ukuran lebar daun : 4-6 cm
- Lengkung daun : Melengkung kurang dari ½ panjang daun
- Telinga daun : Ada, pertumbuhan lemah, dengan kedudukan serong
- Bulu bidang punggung: Sempit dan jarang, tidak mencapai puncak pelepah,
kedudukan condong
- Sifat lepas pelepah : agak mudah



3. Mata
- Letak mata : pada bekas pangkal pelepah
- Bentuk mata : bulat, dengan bagian terlebar di atas tengah-tengah mata
- Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
- Rambut tepi basal : tidak ada
- Rambut jambul : tidak ada
- Pusat tumbuh : di atas tengah mata

  
Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
- Perkecambahan : baik
- Kerapatan batang : rapat (> 10 per meter)
- Diameter batang : sedang
- Pembungaan : sporadis, namun berbunga lebat pada kondisi kurang N
- Kemasakan : tengahan sampai lambat
- Daya kepras : baik
2. Potensi produksi
- Hasil tebu (ku/ha) : 1221 ± 228 (sawah); 888 ± 230 (tegalan)
- Rendemen : 8,34 ± 0,60 (sawah); 9.19 ± 0.64 (tegalan)
- Hablur gula (ku/ha) : 101,4 ± 18,5 (sawah); 82,5 ± 27,3 (tegalan)
3. Ketahanan hama dan penyakit
- Agak tahan terhadap hama penggerek pucuk
- Tahan terhadap penyakit-penyakit pokkahbung, blendok dan mosaik tahan dan agak tahan terhadap penyakit luka api
4. Kesesuaian lokasi : Cocok untuk dikembangkan ditanah-tanah aluvial, baik dilahan sawah maupun tegalan. Pemberian pupuk N yang cukup akan menekan pembungaan dan memperlambat kemasakan.
Keterangan lain
- Peneliti : Mirzawan P.D.N; Eka Sugiyarta; Kabul Agus Wahyudi; Hermono Budhisantosa; Suwandi; Widi Sasongko; Mutomo Adi.
- Nama lama sebelum diusulkan : PS 86-10029
Perilaku Varietas
PS 864 sebelumnya dikenal dengan seri PS 86-10029, merupakan keturunan dari PR 1117 (polycross) yang dilepas Menteri Pertanian pada tahun 2004. Perkecambahan varietas ini adalah sangat baik dengan anakan yang serempak, klentekan mudah. Sifat dasar pembungaan adalah sedikit atau sporadis, tetapi akan menjadi lebat apabila ditanam pada lahan-lahan marginal, terganggu drainasenya dan atau kekurangan pupuk Nitrogen (karena respon terhadap N yang sangat tinggi). Walaupun terjadi pembungaan, karena diikuti munculnya siwil sekitar 3 mata pucuk, maka proses penggabusan akan dihentikan oleh adanya siwilan tersebut. Sehingga walaupun ditebang agak terlambat, PS 864 masih dapat bertahan KDT nya.
Pada lahan–lahan bertekstur ringan sampai berat, PS 864 masih cukup baik pertumbuhannya. Bahkan pada lahan tegalan dimana kondisi kering panjang terjadi, dijumpai keadaan tanaman tinggal 3-5 daun hijau, masih menunjukkan tingkat kelengasan batang yang cukup tinggi. Potensi produksi tebu cukup tinggi dengan rendemen sedikit dibawah PS 851. Tipe kemasakan terdapat kecenderungan pada kelompok tengah lambat. Kadar sabut berkisar 13%.
PS 864 menunjukkan tingkat toleransi kekeringan yang lebih tinggi dibandingkan PS 851. Untuk daerah tegalan dengan pola tanam awal penghujan varietas ini akan cocok dikembangkan.
 

DESKRIPSI TEBU VARIETAS PS 865
NAMA ASAL CB 6979)
SK Pelepasan
Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 342/Kpts/SR.120/3/2008
Tanggal : 28 Maret 2008
Tentang Pelepasan Tebu Varietas CB 6979 dengan nama PS 865
Asal Persilangan
Persilangan POJ 4947 x POJ 2946 pada tahun 1986
Sifat Morfologi

















1. Batang
• Bentuk ruas : Silindris, susunan antar ruas lurus dengan penampang melintang bulat
• Warna batang : hijau kuning keunguan
• Lapisan lilin : ada di sepanjang ruas dan tebal sehingga mempengaruhi warna ruas
• Retakan tumbuh : tidak ada
• Cincin tumbuh : melingkar datar menyinggung puncak mata, dengan warna kekuningan
• Teras dan lubang : kecil sampai sedang
• Bentuk buku ruas : konis, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling atas tidak melewati puncak mata
• Alur mata : sempit dan dangkal, mencapai pertengahan ruas

2. Daun
• Warna daun : hijau
• Ukuran lebar daun : sedang (4 - 6 cm)
• Lengkung daun : tegak
• Telinga daun : tidak ada
Bulu bidang punggung : ada, lebih dari ¼ lebar pelepahnya, tidak mencapai puncak pelepah, pertumbuhan jarang dengan posisi rebah
• Sifat lepas pelepah : agak mudah



3. Mata
• Letak mata : pada bekas pangkal pelepah
• Bentuk mata : lonjong
• Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap rata
• Rambut tepi basal : tidak ada
• Rambut jambul : ada
• Pusat tumbuh : pada tengah mata

Sifat-sifat agronomis1. Pertumbuhan
• Perkecambahan : cepat
• Awal pertunasan : cepat
• Kerapatan batang : sedang (6-10 batang/meter)
• Diameter batang : sedang
• Pembungaan : sporadis - sedang
• Kemasakan : awal - tengah
• Daya kepras : baik
2. Potensi produksi
Lahan tegalan :
- Hasil tebu (ku/ha) : 804 ± 112
- Rendemen (%) : 9,38 ± 1,41
- Hasil hablur (ku/ha) : 74,81 ± 12,01
3. Ketahanan hama dan penyakit
- Penggerek batang : tahan
- Penggerek pucuk : tahan
- Penyakit blendok : tahan
- Pokkahbung : tahan
4. Kesesuaian lokasi : cocok untuk lahan tegalan di Jawa dengan jenis tanah Aluvial bertipe iklim C2
5. Kadar sabut : + 16,58
Perilaku Varietas
Varietas PS 865 sebelumnya dikenal dengan nama seri CB 6979 merupakan keturunan dari hasil persilangan POJ 4947 x POJ 2946 pada tahun 1986. Setelah melalui program seleksi awal di Pasuruan, kemudian diadaptasikan ke berbagai lokasi, ternyata adaptasi di wilayah Subang merupakan tipologi yang sangat cocok untuk pengembangannya.
Varietas tebu PS 865 menunjukkan keragaan tanaman yang memuaskan pada lahan Aluvial, Latosol, Podsolik dan Grumosol di Subang yang sepenuhnya mengandalkan tadah hujan. Tingkat ketersediaan air yang terbatas dan jeluk tanah terbatas untuk perakaran, tampaknya pertumbuhan tanaman PS 865 sangat baik. Sementara varietas utama lainnya tampak mulai terhambat pertumbuhannya pada kondisi lengas tanah yang semakin terbatas.
Pada kondisi serangan hama penggerek batang dan penggerek pucuk yang sangat tinggi, terlihat bahwa PS 865 sangat toleran terhadap serangan tersebut sehingga mampu memberikan produksi tebu yang paling memuaskan. Hasil pengamatan secara deskriptif terlihat bahwa pada jenis lahan berat (liat) seperti di Jatitujuh, terlihat keragaan tanaman seragam pertumbuhannya dengan rata-rata 8-10 batang per meter juring. Pertunasan terjadi secara serempak, berbatang tegak, diameter sedang sampai besar. Ketahanan terhadap kekeringan tampak pada tingkat perkecambahan pada keprasannya yang tidak terganggu pertumbuhannya. Tampaknya PS 865 sangat cocok untuk dikembangkan pada lahan tegalan dengan tingkat kesuburan yang terbatas.
Keterangan lain
Peneliti : Eka Sugiyarta dan Bari Ngaridjan
Pemilik varietas : Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia.

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA 
(NAMA ASAL PA 198)
SK Pelepasan
Keputusan Menteri Pertanian
Nomor : 334/Kpts/SR.120/3/2008
Tanggal : 28 Maret 2008
Tentang Pelepasan Tebu Varietas PA 198
Asal Persilangan
Tidak diketahui, pertama kali berkembang di Dusun Kencana, Kecamatan Jatitujuh, Majalengka Jawa Barat.
Sifat Morfologi
1. Batang
• Bentuk ruas : Silindris, susunan antar ruas lurus sampai berbiku, dengan penampang melintang bulat
• Warna batang : hijau kekuningan, menjadi coklat keunguan bila terpapar sinar matahari
• Lapisan lilin : ada di sepanjang ruas, tipis tidak mempengaruhi warna ruas
• Retakan tumbuh : tidak ada
• Cincin tumbuh : melingkar datar di atas puncak mata, dengan warna kuning kehijauan
• Teras dan lubang : masif
• Bentuk buku ruas : konis, dengan 2-3 baris mata akar, baris paling atas tidak melewati puncak mata
• Alur mata : tidak ada 
 


2. Daun
• Warna daun : hijau muda
• Ukuran lebar daun : lebar (lebih dari 6 cm)
• Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ panjang daunTelinga daun : ada, lemah-sedang, dengan kedudukan serong
• Bulu bidang punggung : tidak ada
• Sifat lepas pelepah : mudah















3. Mata
• Letak mata : pada bekas pangkal pelepah
• Bentuk mata : bulat telur, dengan bagian terlebar di tengah
• Sayap mata : berukuran sama lebar, dengan tepi sayap bergerigi
• Rambut tepi basal : tidak ada
• Rambut jambul : tidak ada
• Pusat tumbuh : di atas tengah mata Sifat-sifat agronomis
1. Pertumbuhan
• Perkecambahan : cepat, seragam
• Awal pertunasan : cepat
• Kerapatan batang : sedang (8-10 batang/meter)
• Diameter batang : sedang - besar
• Pembungaan : sporadis
• Kemasakan : tengah - lambat
• Daya kepras : baik
2. Potensi produksi
Lahan sawah :
- Hasil tebu (ku/ha) : 1.125 ± 325
- Rendemen (%) : 10,99 ± 1,65
- Hasil hablur (ku/ha) : 110,6 ± 22,1
Lahan tegalan :
- Hasil tebu (ku/ha) : 992 ± 238
- Rendemen (%) : 9,51 ± 0,88
- Hasil hablur (ku/ha) : 95,4 ± 25,5
3. Ketahanan hama dan penyakit
- Penggerek batang : tahan
- Penyakit blendok : tahan
Pokkahbung : tahan
- Luka api : tahan
4. Kesesuaian lokasi
Cocok untuk lahan tegalan dan sawah jenis tanah mediteran dengan iklim C3, Kambisol C3, Aluvial C2 dan Grumusol C2.
5. Kadar sabut : + 13,05
Perilaku Varietas
Penyebaran varietas tebu PA 198 yang awalnya beradaptasi dan berkembang dusun Kidangkencana, Jawa Barat terus meningkat dan produktivitasnya cukup baik. Dalam waktu relatif singkat bahkan telah mulai diminati oleh para petani di Daerah Istimewa Yogyakarta dan di Jawa Timur. Varietas yang sama juga berkembang di pertanaman petani tebu rakyat wilayah PG Bungamayang Lampung yang dikenal dengan nama BM 96-05, wilayah PT Gunung Madu Plantation Lampung dengan nama GM 25 serta wilayah PG Cintamanis Sumatera Selatan dengan nama CM 47. Karena varietas ini tidak diketahui secara pasti asal usulnya, sehingga dilakukan usulan pemutihan dengan nama Kidang Kencana (KK).
Varietas tebu KK menunjukkan keragaan tanaman yang memuaskan pada lahan geluh-liat (tekstur sedang sampai berat) dengan air cukup tersedia. Sementara itu pada lahan tanpa pengairan, tampaknya KK menunjukkan keragaan yang kurang memuaskan, sehingga kesesuaian tipologi wilayah pengembangannya adalah pada lahan yang tersedia lengas tanah cukup (sawah berpengairan).
Hasil pengamatan secara deskriptif terlihat bahwa pada jenis lahan berat, terlihat keragaan tanaman seragam pertumbuhannya dengan jumlah batang yang rapat. Pertunasan terjadi secara serempak, berbatang tegak, diameter sedang sampai besar. Jarang berbunga, diameter sedang sampai besar, hasil tebu cukup tinggi, rendemen tinggi, kemasakan awal tengah, kadar sabut sekitar 13%.
Pada kondisi kebun yang terganggu drainasenya terjadi pengecilan diameter batang dan pertumbuhan agak terhambat. Sementara itu pada lahan yang kekurangan air akan terjadi pemendekan ruas batang, dan pengaruhnya pada populasi batang pada tanaman keprasannya akan berkurang. Tampaknya varietas tebu KK lebih sesuai untuk lahan Aluvial dan Mediteran dengan kadar liat yang tidak terlalu tinggi dengan pengairan.yang cukup serta tidak terjadi gangguan drainase.
Keterangan lain
Peneliti : Bari Ngarijan dan Kusmiyanto
Pemilik varietas : PT. PG. Rajawali Nusantara II
Sumber Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia(www.sugarresearch.org)
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. dony PGCB-Sidoarjo mengatakan...:

    PA 198 (Puslit Agro 198), ini bukannya masak awal-tengah??

    donyku99@yahoo.com
    PG.CB-Sidoarjo

Posting Komentar

 
Ardiansyah Blog © | Di Desain Oleh Bintang Sembilan
Green Template v2