UJI PERFORMA ALSINTAN PG LESTARI

A.Latar Belakang
Pabrik Gula (PG) Lestari merupakan salah satu Unit Usaha PT. Perkebunan Nusantara X (Persero) yang bergerak dalam bidang produksi gula. Dalam proses produksi gula, PG Lestari menggunakan mesin- mesin untuk menunjang produksi dalam jumlah besar, baik di kebun (On-farm) yang menyediakan bahan baku tebu maupun di pabrik (Off-farm) yang mengolah bahan baku tebu menjadi gula.
Penggunaan alat dan mesin dalam kegiatan di kebun merupakan aplikasi teknologi dalam bidang pertanian (mekanisasi atau semi mekanisasi), baik mulai dari penyiapan lahan, perawatan tanaman sampai dengan saat tebang.
Jumlah tenaga kerja yang semakin lama semakin berkurang baik dari segi jumlah maupun keahliannya menyebabkan biaya garap kebun semakin meningkat, kualitas pekerjaan kebun menurun, dan terkendalanya proses intensifikasi maupun ekstensifikasi. Salah satu solusi dari permasalahan tersebut adalah pemanfaatan teknologi alsintan / Mekanisasi, di mana perekayasaan teknologi Alsintan dapat mengatasi kekurangan tenaga kerja, menekan biaya garap dan meringankan beban kerja sehari- hari sehingga tercapai efesiensi dan efektifitas kerja yang optimal sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk itu Tim Alsintan PG Lestari telah membuat terobosan dan mengembangkan sebuah alat, yaitu implemen yang menggabungkan fungsi baku teknis implemen sebelumnya yaitu pemecah tanah (Chisel), pencacah tanah (Harrow), dan kair (pembuat alur tanam) menjadi satu implemen yang selanjutnya diberi nama “Implemen 3 in 1 PG Lestari”.


B.Tujuan
Adapun tujuan dari perakitan implemen ini antara lain adalah:
1. Mengatasi kekurangan tenaga kerja manusia yang semakin langka.
2. Menurunkan biaya garap / HPP.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja di kebun terutama pengolahan tanah dan kultivasi.
4. Meningkatkan pendapatan perusahaan dan petani sebagai mitra kerja perusahaan.

II. METODE

A.Waktu dan Tempat
Implemen 3 in 1 PG Lestari didesain, dirakit, dan diuji performa kerjanya di wilayah kerja PG Lestari dimulai bulan Juni – Juli 2011. (jadwal kegiatan terlampir)
B.Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam perakitan implemen ini antara lain adalah las carbon (CO), las listrik, pemotong besi, water pass, dan peralatan bengkel standar lainnya.
Bahan yang digunakan antara lain adalah besi gelondongan untuk rangka, plat baja 20 mm untuk sambungan titik gandeng alat, kaki chisel dan kair, plat baja 10 mm untuk mata pisau chisel dan mata pisau kair, serta 8 buah harrow.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Perakitan dan Uji Performa Alat

Berikut adalah gambar alat yang sudah selesai dirakit:
Gambar 1. Implemen tampak samping
Gambar 2. Implemen tampak depan samping

Gambar 3. Implemen tampak depan samping







Pembahasan

Pekerjaan pengolahan tanah dalam proses budidaya tebu berfungsi untuk menyiapkan media tumbuh yang baik bagi tanaman. Apabila pengolahan lahan dikerjakan dengan baik sesuai dengan baku teknis yang ada maka hasil produktifitas juga akan maksimal. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa pengolahan lahan dibagi menjadi dua macam yaitu manual (reynoso) dan mekanisasi.
Berdasarkan gambar 1 yang disajikan di atas, dapat dijelaskan bahwa prinsip kerja implemen adalah sebagai berikut: chisel sebagai pembuka alur kerja alat dan sebagai pemecah lapisan tanah, harrow sebagai pemecah gumpalan tanah dan menyibakan tanah ke kanan-kiri serta sebagai balancer kerja alat, kair berfungsi sebagai pembuat alur tanam dan balancer alat.
Dalam proses pembuatan implemen tersebut, tim alsintan PG Lestari telah bekerja sama dengan pihak ke 3 dalam hal penyediaan dan pemotongan bahan, dengan total waktu mulai dari persiapan awal sampai dengan siap uji performa adalah selama 6 minggu
Perakitan dilakukan oleh tim alsintan sendiri bersama operator di bengkel traktor tanpa melibatkan pihak luar, berikut adalah ilustrasi proses pembuatan awal alsintan sampai ke perakitan alat:










































Setelah perakitan selesai, implemen diuji coba pada lahan HGU PG Lestari (eks.tebu) dengan setting posisi chisel sejajar dan harrow level dengan tanah.













Dari gambar di atas jelas bahwa hasil pengolahan lahan kurang baik karena masih banyak gumpalan tanah yang belum terpecah dan alur tanam belum tebentuk dengan sempurna. Banyak tanah yang menyangkut pada chisel dan harrow karena posisi kedua implemen ini sejajar.
Selanjutnya tim alsintan melakukan perubahan posisi chisel, harrow dan kair seperti pada gambar berikut :
  










Posisi chisel dibentuk seperti body pesawat sehingga diharapkan dapat memecah dan menembus tanah tanpa ada tanah yang melekat pada chisel. Harrow dirubah posisinya (naik ke atas) dengan harapan pada saat pengolahan, tanah setelah dikenakan kerja harrow dapat hancur dan tersibak ke kanan-kiri alur sehingga kerja kair menjadi lebih ringan. Penyetelan posisi seperti gambar di atas diuji cobakan pada lahan TS (Kebun Pandantoyo) dengan hasil seperti gambar berikut:










Setting harrow






















Dari gambar tersebut menunjukan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan percobaan sebelumnya karena tim alsintan melakukan re-setting posisi harrow untuk mencari potensi pengolahan semaksimal mungkin. Selanjutnya penyetelan posisi chisel dan harrow seperti ini dicoba pada lahan eks.padi dan eks.tebu di Kebun Mojokambang sampai dengan kondisi lahan paling berat di Kebun Ngrengket dan Gondang. Berikut adalah hasil pengolahan lahan di lahan berat eks.padi dan eks.tebu:


































Adapun azas manfaat yang diperoleh dari aplikasi implemen 3 in 1 ini antara lain adalah:
1. Efisiensi waktu kerja, karena traktor hanya perlu sekali jalan de kebun untuk pengolahan lahan.
2. Mempermudah pekerjaan selanjutnya (tanam) karena setelah traktor keluar kebun sudah dalam bentuk larik-an siap tanam.
3. Bisa diaplikasikan di berbagai bentuk tanah (ringan, sedang, berat) yang tidak berair. 
4. Konsumsi solar lebih rendah dibandingkan dengan olah tanah konvensional yang sudah ada sebelumnya (manual ataupun bajak 1, 2 dan kair).
5. Sangat cocok untuk aplikasi harverster saat tebang.
Namun ada juga kelemahan dari implemen ini antara lain adalah:
1. Tidak efisien bila diterapkan pada lahan sempit.
2. Untuk lahan bekas tebu, pada row besar ada dongkel yang belum terolah.


Apabila diasumsikan dalam 1 hari alat bisa bekerja dengan waktu efektif 7 jam (1 hari hari dapat diperoleh 1,4 Ha.) Pada saat uji coba dan Latihan Kunjungan Direktur Produksi beserta perwakilan PG sesaudara seluruh PTPN X (Persero) pada hari Jumat 29 Juli 2011, banyak masukan dan saran untuk perbaikan alat ini antara lain bahwa kedalaman olah tanah kurang maksimal. Hal ini tergantung pada skill operator, tenaga traktor, dan pengaturan implemen yang digunakan untuk olah tanah. Berikut juga akan disampaikan tabel perbandingan biaya pekerjaan olah tanah antara pekerjaan manual, konvensional dengan aplikasi implemen 3 in 1 PG Lestari adalah sebagai berikut:
1. MANUAL / Cemplong : Rp 3,000,000
2. KONVENSIONAL 
    a. Bajak I                       Rp    700,000
    b. Bajak II                     Rp     400,000
    c. Kair                           Rp     400,000 
Total konvensional     :    Rp  1,500,000
3. FUROWER                  Rp      800,000
4. 3 IN 1 PG LESTARI     Rp   1,000,000

Dengan berpedoman pada data percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa implemen 3 in 1 PG Lestari dapat menjawab kendala pengolahan lahan, di mana kondisinya saat ini adalah ketersediaan tenaga kerja semakin langka dan biaya garap yang semakin mahal. Selain itu aplikasi implemen 3 in 1 juga efektif dan efisien karena pada pelaksanaannya traktor hanya membutuhkan sekali jalan ke kebun untuk melaksanakan pengolahan lahan. Dengan demikian implemen ini siap diaplikasikan di berbagai bentuk lahan ringan, sedang, berat baik bekas padi maupun bekas tebu, dengan kondisi lahan tidak berair / becer dan sesuai kapasitas lapang untuk mendapatkan hasil olah yang baik.
Untuk lebih mempercepat aplikasi di kebun dalam skala yang lebih besar, maka perlu diupayakan kerja sama dengan pihak ke-3 (operator traktor swasta) untuk menggunakan alat tersebut di atas.
Selanjutnya tim Alsintan PG Lestari berupaya untuk merekayasa Alsintan yang lain, di antaranya adalah: applicator pupuk kompos, implement pedot oyot, pemeliharaan tanaman,planting budchip machine, dan lain-lain.

Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. Urip Wisnuardi mengatakan...:

    Semoga sukses atas pengembangan dan rekayasa peralatan pengolahan tanah bagian tanaman PG.Lestari. Saya dulu dibesarkan di PG.Lestari antara tahun 1971 sampai dengan tahun 1979 yg kebetulan ayah saya bekerja di bagian pabrikasi. Saat ini saya tinggal di Texas, USA.

Posting Komentar

 
Ardiansyah Blog © | Di Desain Oleh Bintang Sembilan
Green Template v2