RITUAL TEBU MANTEN

DISKRIPSI
PROSESI KIRAB TEBU MANTEN

            Kirab tebu manten adalah salah satu tradisi ritual atau upacara yang dilakukan setiap tahun dalam rangka persiapan giling di Pabrik Gula Lestari. Kirab tebu manten ini merupakan prosesi awal penggilingan tebu. Disebut Kirab tebu manten karena tebu yang akan digiling pertama kali di mesin penggilingan di kirab terlebih dahulu atau di bawa dengan berjalan kaki mulai dari Rumah Besaran yaitu rumah Bapak Administratur PG menuju ke Kantor Tebang Angkut kemudian ke Kantor SPUK ( Serikat Pekerja Unit Kerja ), kirab tebu ini juga disertai dengan sepasang Boneka Temanten. Sepasang boneka temanten ini merupakan simbol adanya tebu lanang (jawa) atau tebu yang berasal dari daerah lain, sedangkan tebu wadon (jawa) berasal dari PG sendiri atau tebu yang asli ditanam oleh PG. 
Kegiatan – kegiatan Prosesi Kirab Tebu Manten  
Syukuran 
Tahap paling awal dalam prosesi, adalah  melakukan penebangan tebu yang akan digunakan untuk kirab, terlebih dahulu dilaksanakan syukuran atau selamatan di kebun tebu yang telah ditunjuk atau ditentukan oleh PG. Syukuran atau selamatan ini dilakukan seperti syukuran / selamatan yang dilakukan oleh masyarakat yaitu menggunakan nasi tumpeng dan perlengkapan lainnya. Syukuran ini bertujuan agar prosesi kirab tebu manten ini berjalan dengan lancar mulai dari awal tebang, angkut, penggilingan sampai dengan akhir penggilingan nanti. Yang mengikuti syukuran atau selamatan ini adalah para pekerja di kebun tebu tersebut dan beberapa staf atau karyawan yang merupakan utusan dari PG. 
Pemilihan Tebu / Tebang dan Angkut  
Tebu yang akan ditebang dan yang akan digunakan dalam prosesi kirab, melalui beberapa tahapan mulai dari mendata kebun, seleksi varitas, dan  tingkat kemasakan tebu. Dipilih  tebu yang betul – betul layak untuk digiling agar dicapai rendemen / hasil gula setinggi - tingginya. Pada saat melakukan penebangan tebu  dihadiri para staf karyawan PG diantaranya adalah SKK ( Sinder Kebun Kepala )  Rayon Wilayah,  SKK Tebang dan Angkut, SKW ( Sinder Kebun Wilayah ), PPL ( Pembina Penyuluh Lapangan ), dan para undangan beberapa Perangkat desa serta wakil dari para petani. Secara simbolis dilakukan penyerahan sabit dari Sinder Kebun Wilayah ( SKW ) yang ditunjuk, kepada Sinder Kebun Kepala Tebang Angkut ( SKK TA ), kemudian baru dilakukan penebangan. Tebu yang telah ditebang, diangkut dan dihias sedemikian rupa di Kantor Tebang Angkut. 
Penyembelihan kerbau
Penyembelihan dua hewan kerbau jantan dan betina, dilakukan dihalaman samping rumah Bapak Administratur. Selesai penyembelihan daging langsung dibagikan kepada fakir miskin dan anak yatim piatu di sekitar pabrik gula. Kemudian 2 ( dua ) kepala kerbau dihias, 1 ( satu ) kepala diletakkan disebelah mesin  gilingan dan satunya lagi diletakkan dimesin masakan. Kerbau dibiarkan 2 ( hari ) ditempat tersebut. 
Pembuatan Boneka Manten
Sebelum pembuatan boneka manten, pagi harinya dilakukan tebang tebu dari luar daerah. Dan sore harinya baru dilaksanakan pembuatan boneka manten juga dari luar daerah. Boneka manten terbuat dari tepung ( bahan kue ) dibentuk menyerupai sepasang temanten laki – laki dan perempuan. Dibuatkan baju manten yang hampir sama dengan baju manten adat jawa. Bersamaan juga dibuat kembar mayang di PG Lestari kemudian malam harinya berangkat menjemput boneka manten dari luar daerah. Yang kemudian dibawa ke PG Lestari, sesampai ke PG boneka manten diinapkan sehari dirumah Bapak Administratur. Boneka manten dijaga bergantian sampai menjelang pagi. 
Pelaksanaan kirab tebu manten.
Pada pukul 05.30 WIB dari rumah Bapak Administratur tebu manten diarak menuju kantor tebang angkut kemudian diserahkan kepada Sinder Kebun Kepala Tebang Angkut ( SKK TA ). Dari kantor tebang angkut tebu manten diarak menuju kantor SPUK diiringi barisan pembawa tebu manten, semua karyawan bagian tebang angkut, barisan reog, dan traktor hias. Dari kantor SPUK diarak menuju ke kantor Akuntansi dan Umum ( AkU ) diterima oleh Bapak kepala bagian AkU dilanjutkan diserahkan kepada Bapak kepala bagian tanaman. Iringan tebu manten berhenti sebentar dan dilanjutkan diserahkan kepada Bapak Administratur. Terakhir tebu manten diserahkan kepada kepala bagian instalasi dan kepala bagian pengolahan yang kemudian diletakkan dimeja gilingan bersamaan dengan sesaji ( nira / perasan tebu, kembang setaman, telur, beras kuning ). Setelah semua siap menunggu sirine / isyarat dibunyikan kemudian boneka, tebu manten, dan sesaji digiling bersamaan.
Comments
1 Comments

1 komentar:

  1. cosmos mengatakan...:

    Nice info, semoga dapat menambah pengetahuan

Posting Komentar

 
Ardiansyah Blog © | Di Desain Oleh Bintang Sembilan
Green Template v2